Oleh: Adysa Dzikrina Nur Jannah Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Mahasiswa.co.id – Dipagi yang cerah ini, semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, tak terkecuali Ibu Robiah. Beliau setiap pagi mengambil pesanan makanan dari tetangganya untuk dijual dengan berjalan kaki mengelilingi dari kayuwalang ke kalikoa Cirebon seolah-olah ingin memberikan contoh kepada kita bahwa mencari uang itu sangatlah susah.
Dengan kehidupan beliau yang sangat berat harus mampu dilewati dengan terus berjuang mencari nafkah demi keluarganya bisa makan dan bisa bersekolah. Walaupun yang dihasilkan uang halal, beliau mampu mengerjakannya tanpa mengeluh.
Usaha yang telah beliau jalani seorang diri mulai sejak tahun 2001 telah sedikit mengubah kehidupannya. Walau ditengah penjualannya, beliau dikagetkan dengan salah satu sosok anak pertamanya yang meninggal, tidak menghalangi belau untuk terus berjualan ditengah-tengah kesedihannya.
Diusia Ibu Robiah yang ke 51 tahun ini, membuat beliau lebih berusaha lagi dalam berjualan, karena suami beliau tidak mampu mencari nafkah dan sudak tidak banyak bekerja lagi seperti dulu dengan begitu, bekerja tidak hanya untuk kaum laki-laki saja tetapi perempuan juga diperbolehkan bekerja seperti halnya yang dilakukan beliau. Beliau mempunyai 3 anak, yang anak pertama meninggal karena sakit. Lalu anak yang lainnya sedang bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dengan dimodalkan usaha dan berdoa beliau berdagang beraneka macam jajanan dan nasi itu tidak membuat kaya walaupun sudah bertahun-tahun atau berhari-hari dilaluinya. Karena pasti ada beberapa harinya yang membuat dagangannya tidak laku keras.
Sehingga membuat kenyataan bahwa meskipun seorang ibu berusaha keras dengan berdagang beraneka macam jajanan dan nasi, tidak selalu berarti dia akan menjadi kaya. Dunia bisnis memiliki risiko yang terkait dengan fluktuasi permintaan dan penjualan, dan ada hari-hari di mana dagangannya mungkin tidak laku keras.
Meskipun ibu tersebut mungkin menghadapi tantangan dan kegagalan dalam usahanya, penting untuk diingat bahwa keberhasilan finansial tidak selalu terukur dalam kekayaan materi. Meskipun pendapatannya mungkin tidak konsisten, usaha dan ketekunan beliau memiliki nilai yang tak ternilai. Beliau mungkin telah memberikan makanan dan kebutuhan dasar untuk keluarganya, serta mengajarkan mereka nilai-nilai kerja keras, ketahanan, dan kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi kesulitan.
Dalam perjuangannya sebagai tulang punggung keluarga, beliau menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Seperti halnya, ditengah usaha beliau yang berjualan jajanan keliling, pasti banyak yang mengikuti usaha penjualan beliau. Terlebih juga beliau ikut berjualan ke rumah kos-kosan disekitaran bima dan karyamulya, disana ada juga yang ikut berjualan, sehingga beliau dagangannya mengalami penuruan. Dan beliau juga mungkin mengalami stres finansial, kelelahan fisik dan emosional, dan perasaan kesepian karena kurangnya dukungan dan waktu untuk dirinya sendiri. Namun, beliau tetap kuat dan gigih, karena motivasi dan cinta yang kuat terhadap keluarganya.
Bagi beliau ini merupakan tentang keberanian, keteguhan, dan pengorbanan seorang ibu yang rela melakukan apa saja demi kebaikan keluarganya. Meskipun peran seorang ibu sebagai tulang punggung keluarga bisa sangat menantang, tetapi kisah ini juga menceritakan tentang kekuatan seorang ibu yang mampu mengatasi segala rintangan demi masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Karena dibarangi juga dengan motto hidup beliau yang membuat semangat dalam berjualan adalah seperti “Selagi diberi kesehatan, dan menjadi tulang punggung keluarga teruslah berusaha dan jangan lupa dibarangi dengan berdoa”.
Selain itu, beliau juga harus mengelola rumah tangga, melakukan tugas-tugas rumah tangga sehari-hari seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan mengurus anak-anak. Beliau berusaha menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, meskipun terkadang merasa lelah dan tertekan.
Kisah ini dapat menginspirasi orang lain untuk menghargai peran seorang ibu dan memberikan dukungan kepada mereka yang berjuang dalam peran serupa. Ibu-ibu seperti ini adalah pilar keluarga yang luar biasa, dan kisah mereka harus dihargai dan diakui.
Dan mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat keberhasilan dalam hal finansial, tetapi juga menghargai upaya dan dedikasi seseorang dalam menjalankan tanggung jawab mereka sebagai tulang punggung keluarga. Meskipun ada hari-hari yang sulit dalam usaha dagangnya,beliau tersebut tetap bertahan, berdoa, dan melanjutkan perjuangannya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Hal ini juga mengingatkan kita bahwa setiap perjalanan dalam bisnis memiliki pasang surutnya. Kesuksesan tidak selalu datang secara instan, dan penting untuk tetap gigih dan optimis dalam menghadapi tantangan. Dalam situasi seperti ini, mungkin berguna bagi ibu tersebut untuk mengevaluasi strategi bisnisnya, mencari peluang baru, dan memperkuat jaringan sosial untuk mendukung usahanya.
Terlebih lagi, penting bagi kita semua untuk mendukung dan menghargai usaha mereka yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Kita dapat memberikan dukungan moral, membeli produk atau jasa yang mereka tawarkan, atau bahkan membantu mempromosikan usaha mereka di lingkungan kita. Dengan berkolaborasi dan saling mendukung, kita dapat membantu meringankan beban mereka dan meningkatkan kesempatan keberhasilan mereka dalam bisnis.
Ketika kita mendukung usaha mereka, kita turut memperkuat komunitas kita. Kita juga menghargai kerja keras dan dedikasi mereka untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga mereka. Dalam lingkungan yang saling mendukung, kesempatan untuk keberhasilan dalam bisnis dapat meningkat, dan mereka akan merasa dihargai dan didukung dalam perjalanan mereka.
Semoga kisah Ibu Robiah dan pengusaha lainnya dapat menginspirasi kita untuk memberikan dukungan dan apresiasi kepada mereka yang berjuang untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka melalui usaha yang gigih dan penuh dedikasi.